Prinsip Hidup Sandiaga Uno Hingga Menjadi Pengusaha Sukses
Ada yang menarik dari pemilihan presiden (pilpres) 2019 ini. Iya, siapa lagi kalau bukan Sandiaga Uno.
Ia adalah seorang politikus muda, keren, ganteng dan sudah pasti menjadi idola baru kaum hawa generasi millenial hingga emak-emak seantero Nusantara.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 yang mendampingi Prabowo Subianto ini juga merupakan seorang pengusaha tajir yang hartanya mencapai Rp5 triliun.
Lihat: Man of The Match Debat Pilpres 2019
Kini, semua kesehariannya, tingkah lakunya, hingga kegiatannya sehari-hari menjadi sorotan publik.
Masyarakat sangat antusias, terutama dari kaum hawa mengikuti apa saja yang dilakukan oleh Cawapres 02 ini.
Walaupun seorang yang tajir melintir, namun sering kali tampil sederhana, dengan setelan kasual, t-shirt atau kemeja biru laut, berpadu celana krem.
Pemilik nama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno inipun kerap kali dijumpai sedang berolahraga, terutama lari dan bermain basket.
Selain kaya dan sukses, ternyata Sandiaga Uno ini sangat menyukai olah raga.
Bahkan nanti jika ia terpilih menjadi Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024, ia akan mewajibkan olahraga minimal 22 menit sehari.
Tidak salah memang jika pria tampan ini mampu mengelilingi lebih dari 1.600 tempat di seluruh Indonesai hanya dalam enam bulan terakhir.
Suami dari Nur Asia ini sebelum mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden RI, ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan.
Namun, belum habis masa jabatannya karena dipanggil untuk mendampingi Prabowo, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Bagi Sandi panggilan akrabnya, jabatan hanyalah amanah. Ia yakin jabatan adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Jika Tuhan Yang Maha Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi.
Sebagai pengusaha yang jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, ia sudah banyak merasakan asam garam dalam kehidupan.
Bahkan ia pernah menganggur sampai tidak punya uang untuk membayar sewa rumah.
Namun, ia tidak pernah menyerah, ia memiliki prinsip hidup yang selalu dipegangnya hingga sampai saat ini.
Sampai akhirnya Sandi pernah masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia tahun 2018.
Apa saja yang menjadi prinsip hidup Sandiaga Uno hingga ia menjadi seorang yang sukses dalam karier dan keluarga?
Mari kita simak satu persatu, sebagai bahan renungan dan bahan motivasi untuk kita agar bisa menjadi lebih sukses dan berhasil dalam hidup.
Sandiaga Salahudin Uno dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 28 Juni 1969 dari seorang ibu yang bernama Rachmini Rachman Uno.
Ibu Sandi adalah seorang pakar pendidikan kepribadian, jadi tidak salah jika Sandi memiliki kepribadian yang teguh dan tekat yang bulat.
Sedangkan sang ayah, Razif Halik Uno adalah dulunya seorang karyawan di perusahaan Chevron di Rumbai, Pekanbaru.
Sandi sejak dari kecil dididik dengan sangat tegas oleh sang ibu, hingga Sandi tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian yang baik.
Ia bahkan pernah dihukum berat, karena kedapatan meniru teman-temannya mengucapkan sebuah umpatan.
Menginjak 40 tahun, Sandi telah memiliki tiga anak dari pasangannya, Noor Asiah Abdul Aziz.
Politikus dari Partai Gerindra ini merupakan suami sekaligus ayah yang selalu mengutamakan keluarga.
Ia selalu berusaha meluangkan waktu bersama istri dan anak-anaknya. Ia bahkan sangat dekat dengan putra bungsunya, Sulaiman Saladdin Uno.
Lihat: Fakta Menarik Sandiaga Uno
Sandi menamatkan SMA Pangudi Luhur, Jakarta. Walaupun Sandi berdarah Gorontalo dan lahir di Pekanbaru, Riau, ini memilih untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Tepatnya di Wichita State University, dan lulus dengan predikat summa cumlaude dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Pada tahun 1990, Sandi bekerja sebagai karyawan di Bank Summa, dan ini adalah awal mula karir Sandi.
Ditempat ini ia banyak mendapatkan pelajaran tentang bisnis, yang langsung dimentori oleh pemilik dari Bank Summa, William Soeryadidjaya.
Setelah satu tahun bekerja di Bank Summa, ia kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di bidang ilmu yang sama yakni Admninistrasi Bisnis.
Lulus dan mendapatkan gelar M.B.A dari George Washington University, AS pada tahun 1993, Sandi kemudian memilih untuk berkarier di Singapura.
Di Singapura ia bekerja sebagai manajer investasi pada perusahaan Seapower Asia Investment Limited, yang pada tahun berikutnya ia mengambil kesempatan bekerja di MP Holding Limited Group, hingga pada akhir tahun 1994.
Pada tahun 1995, Sandi didapuk sebagai Wakil Presiden Eksekutif di NTI Resources Ltd.
Disini, ia mendapatkan gaji yang sangat fantastis yakni sebesar USD8.000 per bulan, yang jika dirupiahkan saat ini sekitar kurang lebih 112 juta rupiah perbulan.
Pada tahun 1997 dunia dilanda krisis moneter, dan Indonesai pun tidak luput dari badai krismon ini.
Perusahaan yang Sandi menjadi Wakil Presiden Eksekutif nya ini pun bangkrut, dan ia pun harus rela kehilangan pekerjaannya.
Namun, krisi moneter yang melanda ini tidak membuat Sandi menjadi putus asa, apalagi akibat krismon ini investasinya di pasar saham mengalami kerugian besar.
Kemudian Sandi akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia, dan di Indonesia Sandi menyandang predikat sebagai seorang pengangguran.
Menyerah? Tidak!
Sandi tidak pernah putus asa, baginya selalu ada kesempatan disetiap kegagalan.
Sandi pun mulai berjuang dari nol, mulai melamar pekerjaan ke sana kemari.
Ujian yang dihadapinya tidak sampai disini, entah sudah ada berapa lamaran pekerjaan yang dilayangkannya, namun sayang tidak ada satu perusahaanpun yang melirik lamarannya.
Kondisi ekonomi di Tanah Air yang saat itu memang sangat sulit membuat Sandi tidak mampu membayar uang sewa rumah dan pada akhirnya ia pun harus pindah ke rumah orangtua di Jakarta.
Seperti manusia biasa pada umumnya, Sandi juga pernah hampir menyerah, namun ia sadar, jika menyerah kegagalan itu PASTI, namun jika ia berusaha, masih ada banyak kemungkinan yang akan diraihnya, hingga pikirannya kembali terbuka.
Ia akhirnya melihat sebuah peluang usaha bagus di tengah-tengah kondisi krisis yang masih membelit Indonesia.
Sandipun mengajak rekannya untuk mendirikan perusahaan penasehat keuangan dan pada akhirnya berdirilah PT Recapital Advisors.
Sandi masih sering mendapatkan wajengan dari mentor sekaligus bos pertama Sandi dulu, yakni William Soeryadjaya.
Hingga pada tahun 1999, Sandi pun berkolaborasi dengan Edwin Soeryadjaya untuk mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya.
Sebuah perusahaan investasi di bidang pertambangan, telekomunikasi, serta produk kehutanan.
PT Saratoga bekerja dengan cara mengumpulkan investasi untuk mengakuisisi perusahaan ‘sakit’, kemudian membenahi kinerja perusahaan tersebut, hingga perusahaan tersebut membaik, lalu aset perusahaan dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Bisnis Sandi dalam mengelola perusahaan Saratoga terbilang sangat sukses.
Hanya dalam waktu 10 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengambilalih sekitar 12 perusahaan, di antaranya yang berhasil dijual kembali adalah PT Dipasena Citra Darmaja, PT BTPN, serta PT Astra Microtronics.
Apakah itu cukup buat Sandi? Tidak juga, Sandi bahkan tercatat dalam jajaran direksi di berbagai perusahaan.
Kurang lebih ada lima perusahaan yang dikelolanya saat itu, yakni PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, dan PT. iForte Solusi Infotek.
Sejak tahun 1999 karier mulai melonjak naik, kesuksesan mulai menghampirinya.
Usaha Sandi dalam membangun bisnis membuahkan hasil.
Hingga pada 2007, Majalah Globe Asia menempatkannya di deretan orang terkaya di Indonesia.
Tepatnya Sandi menduduki peringkat 63 dengan total kekayaan mencapai 245 juta Dollar.
Setahun kemudian, Sandi meraih gelar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes di urutan ke-29 dengan nilai kekayaan mencapai 400 juta Dollar.
Namun, pada tahun 2018, kekayaan Sandiaga Uno tercatat hanya sebesar 300 juta Dollar atau sekitar 4,2 triliun rupiah jika kurs rupiah 14.000 dan masih tetap masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia di posisi 85 versi Globe Asia.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) pada Rabu, 15 Agustus 2018 yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Calon Wakil Presiden Nomor urut 02 ini memiliki kekayaan senilai 5 triliun rupiah.
Dalam urusan kepemimpinan, tentu saja kemampuan Sandi sudah tidak dapat diragukan lagi. Selain sukses memimpin bisnisnya, Sandi juga dikenal sebagai seorang organisator ulung.
Ia pernah menjabat Ketua Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) periode 2005-2008.
Di bawah kepemimpinannya sebagai Ketua Umum HIPMI, jumlah pengusaha yang bergabung dengan organisasi tersebut meningkat 40%, yaitu 35 ribu pengusaha.
Selain ganteng, dan kaya, tidak membuat Sandi sombong dan pelit dengan ilmu.
Sandi terkenal sangat royal terhadap ilmu yang dimilikinya. Ia dikenal tidak pelit berbagi ilmu ataupun rahasia suksesnya kepada para pengusaha, termasuk skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Etos kerja yang dipegangnya hingga saat ini adalah 4S yakni: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.
Iapun mengajak para pengusaha untuk menjalankan etos kerja 4S ini, agar dapat menjadi pengusaha yang sukses.
Selain itu, Sandi selalu mengatakan, bahwa kesuksesan berawal dari rasa berani dan optimisme. Meski relasi penting, namun unsur kesuksesan yang utama adalah bekerja keras dan menjaga kepercayaan.
Sandi yang telah berhasil memimpin beberapa perusahaan besar serta pernah menjabat sebagai ketua organisasi pengusaha muda Indonesai (HIPMI) ternyata tidak lepas dari darah politik yang mengalir ditubuhnya.
Kakek Sandi, Raden Abdullah Rachman ternyata adalah seorang tokoh pendiri partai politik Gerkindo (Gerakan Kebangsaan Indonesia) di Gorontalo.
Pada tahun 2015, Sandi resmi melepas jabatan Direktur Utama di PT Saratoga dan jabatan lain di berbagai perusahaan.
Ia ingin fokus melanjutkan perjuangan politik sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina di Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto adalah sosok yang merayu Sandi untuk masuk kedalam dunia politik tanah air.
Menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandi pun diusung untuk mendampingi Anies Baswedan pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan terpilih pada 16 Oktober 2017.
Selanjutnya Prabowo Subianto "meminang " Sandi untuk maju menjadi Cawapres nya di Pilpres 2019.
Karena kecintaannya pada olah raga, terutama lari dan basket, ia pun pernah ditunjuk sebagai manajer tim basket putri saat ajang Sea Games 2005 di Filipina dan dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Hobi olahraga dan main basket sejak di bangku sekolah, membuatnya mudah dekat dengan para pemilih, terutama generasi milenial dengan harapan mampu menyebarkan virus gaya hidup sehat.
Salah satu mantra sukses Sandi yakni Selalu Ada Kesempatan dari Setiap Kegagalan.
Inilah mantra atau kata-kata sukses yang selalu diingatnya.
Dari pengalaman hidupnya yang pernah bekerja diluar negeri dan menjadi Wakil Presiden Eksekutif sebuah perusahaan, hingga akhirnya menjadi pengangguran, mantra sukses inilah yang menjadi penyemangat Sandi untuk terus bangkit dan berjuang.
Menurut Sandi, sebelum mencapai kesuksesan, setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan.
Kisah hidup dan perjuangan Sandi dalam meraih kesuksesan hingga menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, ia tuangkan dalam sebuah buku yang terbit tahun 2017, berjudul "Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas: One Way Ticket to Success".
Orang gagal adalah orang yang menyerah. Karena ketika ia menyerah, maka kegagalan itu adalah KEPASTIAN. Karena itu, Sandi ketika gagal, tidak pernah menyerah.
Bahkan ia selalu beranggapan bahwa kegagalan itu memberikan banyak kesempatan.
Dari orang yang pernah kembali ke titik nol menjadi pengangguran, namun masih memiliki optimisme yang tinggi dan berani mengambil kesempatan untuk meraih sukses.
Lihat: Sandiaga: Saya Teringat Banyak Janji
Kisah hidup Sandiaga Uno jika dirasa-rasa hampir mirip sinetron.
Seorang pemuda yang kaya raya, dengan gaji lebih dari seratus juga perbulan, hingga terpuruk menjadi pengangguran dan tidak mampu membayar sewa rumah.
Bangkit kembali dengan segala daya dan upayanya; kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas hingga akhirnya menjadi pengusaha sukses dan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan lebih dari 5 trilyun rupiah.
Bagaimana dengan Anda? Saya? Kita?
Siapapun itu, selama kita memiliki prinsip yang sama, apapun kondisi yang kita alami saat ini, kita masih tetap memiliki kesempatan untuk sukses seperti layaknya Sandiaga Uno.
Jadi, ayo mulai sekarang kita kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas, jangan setengah-setengah dan pantang menyerah. Ingat 17 April 2019 Coblos Nomor 02. Sukses Milik Anda, Saya, Kita, Indonesia!
Ia adalah seorang politikus muda, keren, ganteng dan sudah pasti menjadi idola baru kaum hawa generasi millenial hingga emak-emak seantero Nusantara.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 yang mendampingi Prabowo Subianto ini juga merupakan seorang pengusaha tajir yang hartanya mencapai Rp5 triliun.
Lihat: Man of The Match Debat Pilpres 2019
Prinsip Hidup Sandiaga Uno Hingga Jadi Sukses
Kini, semua kesehariannya, tingkah lakunya, hingga kegiatannya sehari-hari menjadi sorotan publik.
Masyarakat sangat antusias, terutama dari kaum hawa mengikuti apa saja yang dilakukan oleh Cawapres 02 ini.
Walaupun seorang yang tajir melintir, namun sering kali tampil sederhana, dengan setelan kasual, t-shirt atau kemeja biru laut, berpadu celana krem.
Pemilik nama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno inipun kerap kali dijumpai sedang berolahraga, terutama lari dan bermain basket.
Selain kaya dan sukses, ternyata Sandiaga Uno ini sangat menyukai olah raga.
Bahkan nanti jika ia terpilih menjadi Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024, ia akan mewajibkan olahraga minimal 22 menit sehari.
Tidak salah memang jika pria tampan ini mampu mengelilingi lebih dari 1.600 tempat di seluruh Indonesai hanya dalam enam bulan terakhir.
Suami dari Nur Asia ini sebelum mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden RI, ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan.
Namun, belum habis masa jabatannya karena dipanggil untuk mendampingi Prabowo, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Bagi Sandi panggilan akrabnya, jabatan hanyalah amanah. Ia yakin jabatan adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Jika Tuhan Yang Maha Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi.
Sebagai pengusaha yang jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, ia sudah banyak merasakan asam garam dalam kehidupan.
Bahkan ia pernah menganggur sampai tidak punya uang untuk membayar sewa rumah.
Namun, ia tidak pernah menyerah, ia memiliki prinsip hidup yang selalu dipegangnya hingga sampai saat ini.
Sampai akhirnya Sandi pernah masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia tahun 2018.
Prinsip Hidup Sandiaga Uno Hingga Menjadi Pengusaha Sukses
Apa saja yang menjadi prinsip hidup Sandiaga Uno hingga ia menjadi seorang yang sukses dalam karier dan keluarga?
Mari kita simak satu persatu, sebagai bahan renungan dan bahan motivasi untuk kita agar bisa menjadi lebih sukses dan berhasil dalam hidup.
Mengutamakan Keluarga
Sandiaga Salahudin Uno dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 28 Juni 1969 dari seorang ibu yang bernama Rachmini Rachman Uno.
Ibu Sandi adalah seorang pakar pendidikan kepribadian, jadi tidak salah jika Sandi memiliki kepribadian yang teguh dan tekat yang bulat.
Sedangkan sang ayah, Razif Halik Uno adalah dulunya seorang karyawan di perusahaan Chevron di Rumbai, Pekanbaru.
Sandi sejak dari kecil dididik dengan sangat tegas oleh sang ibu, hingga Sandi tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian yang baik.
Ia bahkan pernah dihukum berat, karena kedapatan meniru teman-temannya mengucapkan sebuah umpatan.
Menginjak 40 tahun, Sandi telah memiliki tiga anak dari pasangannya, Noor Asiah Abdul Aziz.
Politikus dari Partai Gerindra ini merupakan suami sekaligus ayah yang selalu mengutamakan keluarga.
Ia selalu berusaha meluangkan waktu bersama istri dan anak-anaknya. Ia bahkan sangat dekat dengan putra bungsunya, Sulaiman Saladdin Uno.
Lihat: Fakta Menarik Sandiaga Uno
Kuliah dan Berkarier di Luar Negeri
Sandi menamatkan SMA Pangudi Luhur, Jakarta. Walaupun Sandi berdarah Gorontalo dan lahir di Pekanbaru, Riau, ini memilih untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Tepatnya di Wichita State University, dan lulus dengan predikat summa cumlaude dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Pada tahun 1990, Sandi bekerja sebagai karyawan di Bank Summa, dan ini adalah awal mula karir Sandi.
Ditempat ini ia banyak mendapatkan pelajaran tentang bisnis, yang langsung dimentori oleh pemilik dari Bank Summa, William Soeryadidjaya.
Setelah satu tahun bekerja di Bank Summa, ia kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di bidang ilmu yang sama yakni Admninistrasi Bisnis.
Lulus dan mendapatkan gelar M.B.A dari George Washington University, AS pada tahun 1993, Sandi kemudian memilih untuk berkarier di Singapura.
Di Singapura ia bekerja sebagai manajer investasi pada perusahaan Seapower Asia Investment Limited, yang pada tahun berikutnya ia mengambil kesempatan bekerja di MP Holding Limited Group, hingga pada akhir tahun 1994.
Pada tahun 1995, Sandi didapuk sebagai Wakil Presiden Eksekutif di NTI Resources Ltd.
Disini, ia mendapatkan gaji yang sangat fantastis yakni sebesar USD8.000 per bulan, yang jika dirupiahkan saat ini sekitar kurang lebih 112 juta rupiah perbulan.
Pada tahun 1997 dunia dilanda krisis moneter, dan Indonesai pun tidak luput dari badai krismon ini.
Perusahaan yang Sandi menjadi Wakil Presiden Eksekutif nya ini pun bangkrut, dan ia pun harus rela kehilangan pekerjaannya.
Menjadi Pengangguran sampai Jadi Pebisnis Andal
Namun, krisi moneter yang melanda ini tidak membuat Sandi menjadi putus asa, apalagi akibat krismon ini investasinya di pasar saham mengalami kerugian besar.
Kemudian Sandi akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia, dan di Indonesia Sandi menyandang predikat sebagai seorang pengangguran.
Menyerah? Tidak!
Sandi tidak pernah putus asa, baginya selalu ada kesempatan disetiap kegagalan.
Sandi pun mulai berjuang dari nol, mulai melamar pekerjaan ke sana kemari.
Ujian yang dihadapinya tidak sampai disini, entah sudah ada berapa lamaran pekerjaan yang dilayangkannya, namun sayang tidak ada satu perusahaanpun yang melirik lamarannya.
Kondisi ekonomi di Tanah Air yang saat itu memang sangat sulit membuat Sandi tidak mampu membayar uang sewa rumah dan pada akhirnya ia pun harus pindah ke rumah orangtua di Jakarta.
Seperti manusia biasa pada umumnya, Sandi juga pernah hampir menyerah, namun ia sadar, jika menyerah kegagalan itu PASTI, namun jika ia berusaha, masih ada banyak kemungkinan yang akan diraihnya, hingga pikirannya kembali terbuka.
Ia akhirnya melihat sebuah peluang usaha bagus di tengah-tengah kondisi krisis yang masih membelit Indonesia.
Sandipun mengajak rekannya untuk mendirikan perusahaan penasehat keuangan dan pada akhirnya berdirilah PT Recapital Advisors.
Sandi masih sering mendapatkan wajengan dari mentor sekaligus bos pertama Sandi dulu, yakni William Soeryadjaya.
Hingga pada tahun 1999, Sandi pun berkolaborasi dengan Edwin Soeryadjaya untuk mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya.
Sebuah perusahaan investasi di bidang pertambangan, telekomunikasi, serta produk kehutanan.
PT Saratoga bekerja dengan cara mengumpulkan investasi untuk mengakuisisi perusahaan ‘sakit’, kemudian membenahi kinerja perusahaan tersebut, hingga perusahaan tersebut membaik, lalu aset perusahaan dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Bisnis Sandi dalam mengelola perusahaan Saratoga terbilang sangat sukses.
Hanya dalam waktu 10 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengambilalih sekitar 12 perusahaan, di antaranya yang berhasil dijual kembali adalah PT Dipasena Citra Darmaja, PT BTPN, serta PT Astra Microtronics.
Apakah itu cukup buat Sandi? Tidak juga, Sandi bahkan tercatat dalam jajaran direksi di berbagai perusahaan.
Kurang lebih ada lima perusahaan yang dikelolanya saat itu, yakni PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, dan PT. iForte Solusi Infotek.
Menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia
Sejak tahun 1999 karier mulai melonjak naik, kesuksesan mulai menghampirinya.
Usaha Sandi dalam membangun bisnis membuahkan hasil.
Hingga pada 2007, Majalah Globe Asia menempatkannya di deretan orang terkaya di Indonesia.
Tepatnya Sandi menduduki peringkat 63 dengan total kekayaan mencapai 245 juta Dollar.
Setahun kemudian, Sandi meraih gelar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes di urutan ke-29 dengan nilai kekayaan mencapai 400 juta Dollar.
Namun, pada tahun 2018, kekayaan Sandiaga Uno tercatat hanya sebesar 300 juta Dollar atau sekitar 4,2 triliun rupiah jika kurs rupiah 14.000 dan masih tetap masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia di posisi 85 versi Globe Asia.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) pada Rabu, 15 Agustus 2018 yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Calon Wakil Presiden Nomor urut 02 ini memiliki kekayaan senilai 5 triliun rupiah.
Memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)
Dalam urusan kepemimpinan, tentu saja kemampuan Sandi sudah tidak dapat diragukan lagi. Selain sukses memimpin bisnisnya, Sandi juga dikenal sebagai seorang organisator ulung.
Ia pernah menjabat Ketua Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) periode 2005-2008.
Di bawah kepemimpinannya sebagai Ketua Umum HIPMI, jumlah pengusaha yang bergabung dengan organisasi tersebut meningkat 40%, yaitu 35 ribu pengusaha.
Selain ganteng, dan kaya, tidak membuat Sandi sombong dan pelit dengan ilmu.
Sandi terkenal sangat royal terhadap ilmu yang dimilikinya. Ia dikenal tidak pelit berbagi ilmu ataupun rahasia suksesnya kepada para pengusaha, termasuk skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Etos kerja yang dipegangnya hingga saat ini adalah 4S yakni: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.
Iapun mengajak para pengusaha untuk menjalankan etos kerja 4S ini, agar dapat menjadi pengusaha yang sukses.
Selain itu, Sandi selalu mengatakan, bahwa kesuksesan berawal dari rasa berani dan optimisme. Meski relasi penting, namun unsur kesuksesan yang utama adalah bekerja keras dan menjaga kepercayaan.
Menjadi Politisi
Sandi yang telah berhasil memimpin beberapa perusahaan besar serta pernah menjabat sebagai ketua organisasi pengusaha muda Indonesai (HIPMI) ternyata tidak lepas dari darah politik yang mengalir ditubuhnya.
Kakek Sandi, Raden Abdullah Rachman ternyata adalah seorang tokoh pendiri partai politik Gerkindo (Gerakan Kebangsaan Indonesia) di Gorontalo.
Pada tahun 2015, Sandi resmi melepas jabatan Direktur Utama di PT Saratoga dan jabatan lain di berbagai perusahaan.
Ia ingin fokus melanjutkan perjuangan politik sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina di Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto adalah sosok yang merayu Sandi untuk masuk kedalam dunia politik tanah air.
Menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandi pun diusung untuk mendampingi Anies Baswedan pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan terpilih pada 16 Oktober 2017.
Selanjutnya Prabowo Subianto "meminang " Sandi untuk maju menjadi Cawapres nya di Pilpres 2019.
Suka Olahraga Lari dan Basket
Karena kecintaannya pada olah raga, terutama lari dan basket, ia pun pernah ditunjuk sebagai manajer tim basket putri saat ajang Sea Games 2005 di Filipina dan dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Hobi olahraga dan main basket sejak di bangku sekolah, membuatnya mudah dekat dengan para pemilih, terutama generasi milenial dengan harapan mampu menyebarkan virus gaya hidup sehat.
Selalu Ada Kesempatan dari Setiap Kegagalan
Salah satu mantra sukses Sandi yakni Selalu Ada Kesempatan dari Setiap Kegagalan.
Inilah mantra atau kata-kata sukses yang selalu diingatnya.
Dari pengalaman hidupnya yang pernah bekerja diluar negeri dan menjadi Wakil Presiden Eksekutif sebuah perusahaan, hingga akhirnya menjadi pengangguran, mantra sukses inilah yang menjadi penyemangat Sandi untuk terus bangkit dan berjuang.
Menurut Sandi, sebelum mencapai kesuksesan, setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan.
Kisah hidup dan perjuangan Sandi dalam meraih kesuksesan hingga menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, ia tuangkan dalam sebuah buku yang terbit tahun 2017, berjudul "Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas: One Way Ticket to Success".
Orang gagal adalah orang yang menyerah. Karena ketika ia menyerah, maka kegagalan itu adalah KEPASTIAN. Karena itu, Sandi ketika gagal, tidak pernah menyerah.
Bahkan ia selalu beranggapan bahwa kegagalan itu memberikan banyak kesempatan.
Dari orang yang pernah kembali ke titik nol menjadi pengangguran, namun masih memiliki optimisme yang tinggi dan berani mengambil kesempatan untuk meraih sukses.
Lihat: Sandiaga: Saya Teringat Banyak Janji
Kita Juga Bisa Sukses Seperti Sandiaga Uno
Kisah hidup Sandiaga Uno jika dirasa-rasa hampir mirip sinetron.
Seorang pemuda yang kaya raya, dengan gaji lebih dari seratus juga perbulan, hingga terpuruk menjadi pengangguran dan tidak mampu membayar sewa rumah.
Bangkit kembali dengan segala daya dan upayanya; kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas hingga akhirnya menjadi pengusaha sukses dan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan lebih dari 5 trilyun rupiah.
Bagaimana dengan Anda? Saya? Kita?
Siapapun itu, selama kita memiliki prinsip yang sama, apapun kondisi yang kita alami saat ini, kita masih tetap memiliki kesempatan untuk sukses seperti layaknya Sandiaga Uno.
Jadi, ayo mulai sekarang kita kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas, jangan setengah-setengah dan pantang menyerah. Ingat 17 April 2019 Coblos Nomor 02. Sukses Milik Anda, Saya, Kita, Indonesia!
TENTANG KAMI : Situs yang didedikasikan sebagai tempat untuk belajar Soal CPNS, Psikotes dan Blogging. Informasi terkini tentang Drakor terbaru, Loker, Lifestyle dan Teknologi. Terus ikuti kami untuk update artikel terbaru, atau ikuti kami di Facebook dan Twitter.
Posting Komentar untuk "Prinsip Hidup Sandiaga Uno Hingga Menjadi Pengusaha Sukses"